AnalisisFaktor Risiko Kanker Serviks di Kalimantan Timur. View/ Open. Date 2013. Author. Paramita, Swandari. Metadata Show full item record. Abstract. Abstract Background :The aim of the study is to find risk factors associated with cervical cancer in East Kalimantan. Methods :This was a case-control study
Yaitumelalui upaya menghindarkan diri dari Faktor Risiko . 16 dan 18 yg menyebabkan 97% kanker di Indonesia - 80% wanita rentan terkena HPV tapi 50% yang mungkin menyebabkan kanker serviks. - Faktor pendukung latihan-soal-dan-prediksi-uas-ganjil-pengolahan-citra-digital.pdf. Lely Novia Cahyaningrum. SIM Akuntansi - Kel 5. Lely Novia
Banyakfaktor yang menjadi penyebab kejadian kanker serviks. Faktor-faktor tersebut meliputi, merokok, mencuci vagina dengan antiseptik, berubungan esterogen (Setiati, 2009). Berdasarkan Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pada tahun 2014, terdapat 6 faktor risiko yang menyebabkan kanker serviks, yakni infeksi Human Papilloma
Kankerpayudara saat ini menjadi kanker yang paling sering menyerang perempuan di seluruh dunia dan menjadi penyebab kematian tersering pada perempuan dengan rerata 1,3 juta kasus baru dan sekitar 458.000 kematian akibatnya (Ellen, 2011). Berdasarkan data dari IARC (International Agency for Research on Cancer), pada tahun 2002 kanker payudara
Tahukahanda bahwa kanker serviks (kanker leher rahim) adalah kanker penyebab kematian terbanyak pada wanita Indonesia dan diperkirakan terjadi 200.000 kasus baru di dunia setiap tahun (Report of WHO Consultation, 2002). Sekitar 99.7% kanker leher rahim disebabkan oleh infeksi HPV.
Site Gratuit De Rencontres Sans Inscription. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Apa Itu Kanker Serviks?Salah satu jenis kanker yang menjadi momok menakutkan bagi kaum hawa adalah kanker mulut rahim atau biasa dikenal dengan kanker serviks. Kanker serviks adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus HPV onkogenik, yang menyerang leher rahim. Ironisnya, banyak penduduk Indonesia yang belum memahami dan sadar akan bahaya kanker serviks. Bahkan hanya sekitar 5% penduduk Indonesia yang melakukan screening kanker mulut rahim, sehingga sebagian besar pasien didiagnosis pada stadium lanjut Stadium IIIB ke atas. Berbanding terbalik dengan Indonesia, beberapa negara berkembang sudah mulai menggencarkan program pemantauan leher rahim, yang terbukti mampu menurunkan insiden kanker mulut rahim sebanyak 50% atau sebagai Pemicu Kanker Serviks HPV berperan dalam menyebabkan terjadinya kanker serviks tetapi bukan satu-satunya penyebab terjadinya kanker serviks. HPV tipe 16 dan 18 menyebabkan 68% keganasan tipe skuamosa dan 83% tipe adenokarsinoma. Meskipun infeksi HPV biasanya tanpa gejala infeksi pada serviks bisa menghasilkan perubahan secara histologi yang digolongkan dalam Cervical intraepitelial Neoplasm CIN derajat 1, 2, 3 didasarkan pada derajat kerusakan dari sel epitel pada serviks atau adenokarsinoma insitu. CIN 1 biasanya sembuh spontan 60% dari seluruh kasus dan beberapa berkembang ke arah keganasan 1%. CIN 2 dan 3 memiliki persentase sedikit untuk sembuh spontan dan memiliki persentase yang tinggi untuk berkembang ke arah keganasan Setiawati, 2014.Epidemiologi Kanker ServiksKanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker terbesar bagi wanita di negara-negara berkembang. Secara global terdapat kasus baru dan kematian setiap tahunnya, yang hampir 80% terjadi di negara berkembang. Fakta-fakta tersebut membuat kanker leher rahim menempati posisi kedua kanker terbanyak pada perempuan di dunia dan menempati urutan pertama di negara berkembang Nurlelawati et al., 2018. Kanker serviks termasuk masalah kesehatan yang sangat serius dan menjadi perhatian dunia. Setiap tahun, lebih dari wanita meninggal dunia. Lebih dari setengah juta wanita di diagnosis dan tiap menit seorang wanita di diagnosis. Kanker ini menempati urutan keempat yang paling banyak diderita wanita di dunia. Diperkirakan kasus baru pada tahun 2018, mewakili 6,6 % dari semua kanker yang dialami wanita WHO, 2019. Berdasarkan data Globocan, saat ini beban penyakit kanker di dunia meningkat, yaitu terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka kematian sebesar 9,6 juta kematian di tahun 2018, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia mengalami kejadian kanker, serta 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11 perempuan meninggal karena kanker. Insiden dan mortalitas kanker di Indonesia terus meningkat, salah satu kanker pada wanita yang sering terjadi adalah kanker serviks, sekitar 0,8% per penduduk Kemenkes RI, 2019.Apa Saja Faktor yang Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Serviks?Aktivitas Seksual Usia DiniPenelitian yang dilakukan Putri dkk. 2017 menunjukkan wanita yang melakukan aktivitas seksual usia dini, yaitu usia 20 tahun. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUP Padang, lebih dari separuh 56,2% pasien berobat yang menderita kanker serviks melakukan aktivitas seksual pada usia muda 20 tahun, dilihat dari penilaian 67,9% pasien positif kanker serviks Jean Paul et al., 2020. Menurut penelitian Rahmawati & Ningsih 2020, melakukan hubungan seksual pada usia dini merupakan faktor risiko penyebab terjadinya lesi prakanker serviks, didapatkan dari nilai OR yang dianalisis adalah 2,583, artinya ibu yang melakukan hubungan seksual usia dini memiliki risiko 2,583 mengalami lesi prakanker serviks dibandingkan ibu yang melakukan hubungan seksual pada usia serviks yang sudah matang. 1 2 3 4 5 Lihat Healthy Selengkapnya
Kanker serviks uteri merupakan salah satu jenis penyakit kanker tidak menular yang diperkirakan meningkat setiap tahunnya. Di RSUP Semarang, kunjungan kanker servik di poliklinik ginekologi dari ke tahun semakin meningkat. Banyak faktor resiko yang mendukung timbulnya penyakit kanker serviks uteri antara lain riwayat hubungan seksual pertama sebelum umur 20 tahun, multiparitas, riwayat KB oral, faktor perilaku tidak sehat, dan faktor keturunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor resiko kanker servik pada pasien poliklinik ginekologi RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian observasional analitik korelatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini total sampling dengan teknik aksidental sampling sebanyak 103 responden, terdiri dari 68 responden kanker serviks dan 35 responden bukan kanker penelitian adalah ada hubungan antara umur pertama kali berhubungan seksual p-value= OR status paritas p-value= OR kontrasepsi KB hormonal p-value= OR riwayat keturunan dengan sakit kanker p-value= OR dan perilaku vaginal hygiene p-value= OR dengan kejadian kanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2016. Dari hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat menginformasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker servik sehingga masyarakat mengerti dan melakukan tindakan preventif. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 20 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068Jurnal Riset Kesehatan RESIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIANKANKER SERVIK; STUDI KASUS DI RSUP DR. KARIADI SEMARANGAziyah Aziyah* ; Sri Sumarni ; Ngadiyono NgadiyonoPoltekkes Kemenkes SemarangJl. Tirto Agung ; Pedalangan ; Banyumanik ; SemarangAbstrakKanker serviks uteri merupakan salah satu jenis penyakit kanker tidak menular yang diperkirakanmeningkat setiap tahunnya. Di RSUP Semarang, kunjungan kanker servik di poliklinikginekologi dari ke tahun semakin meningkat. Banyak faktor resiko yang mendukung timbulnyapenyakit kanker serviks uteri antara lain riwayat hubungan seksual pertama sebelum umur 20 tahun,multiparitas, riwayat KB oral, faktor perilaku tidak sehat, dan faktor keturunan. Tujuan penelitian iniuntuk mengetahui faktor resiko kanker servik pada pasien poliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang tahun 2016. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitianobservasional analitik korelatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakandalam penelitian ini total sampling dengan teknik aksidental sampling sebanyak 103 responden, terdiridari 68 responden kanker serviks dan 35 responden bukan kanker servik. Hasil penelitian adalah adahubungan antara umur pertama kali berhubungan seksual p-value= OR status paritas p-value= OR kontrasepsi KB hormonal p-value= OR riwayat keturunan dengansakit kanker p-value= OR dan perilaku vaginal hygiene p-value= OR dengankejadian kanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarang tahun 2016. Dari hasil penelitian ini diharapkantenaga kesehatan dapat menginformasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kanker serviksehingga masyarakat mengerti dan melakukan tindakan Kunci faktor resiko; kanker servik; riwayat KBAbstract[RISK FACTORS RELATED TO SERVICES CANCER COSTS; CASE STUDY IN DR. KARIADIHOSPITAL SEMARANG] Cervical cancer is one type of cancer which is not a contagious disease. Itincreases every year. The cervical cancer visit increases in the last years at gynecological clinic ofSemarang Kariadi Hospital. Many risks factors may contribute to the onset of cervical cancer includinghistory of first sexual intercourse before the age of 20 years, multiparity, history of oral contraceptive,unhealthy behavioral factors, and heredity. The purpose of this study is to analysis the risk factors onthe patient of cervical cancer in gynecological clinic of Semarang Kariadi Hospital research isa quantitative study. The design is a correlative analytical observational study using a cross-sectionalapproach. The sample used in this study is a total sampling. The technical sampling was an accidentalsampling. The number of sampel were 103 respondents consisting of 68 respondents cervical cancerand 35 respondents were not cervical cancer patients. The result shows that there is a relationshipbetween the age of first intercourse p-value= OR the status of parity p-value= contraception hormonal p-value= OR history of descent with cancer pain p-value= OR and vaginal hygiene behavior p-value= OR and uterine cervical cancerat Semarang Kariadi Hospital 2016. It is expected that health workers can inform the factors associatedwith cervical cancer so that the people understand and ultimately perform risks factors; cervical cancer; family planning historyKanker termasuk salah satu jenis penyakittidak menular atau Non Communicable DiseaseNCD. Data World Health Organization WHOAziyahE-mail Aziemad99 Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 21 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068menyebutkan bahwa penyakit kanker menjadipenyebab kematian terbesar ke dua setelahpenyakit kardiovaskuler di seluruh dunia danpada tahun 2012 angka kejadiannya mencapai8,2 juta kasus. Bahkan diperkirakan akanmeningkat menjadi 14,1 juta kasus kankerdalam 2 dekade berikutnya Torre LA, cancer statistics, 2012.Sedangkan di Indonesia, penyakit kankertermasuk salah satu dari sepuluh besarpenyebab kematian. Diperkirakan jumlahpenderita kanker sebanyak orangdengan prevalensi tertinggi di Daerah IstimewaYogyakarta sebanyak 4,1 per mil. Jawa Tengahmenduduki peringkat kedua dengan kejadian2,1 per mil. Apabila dilihat dari distribusikejadian kanker menurut umur, didapatkanprevalensi tertinggi insiden kanker di Indonesiapada umur 25-54 tahun. Jenis penyakit kankerbermacam-macam dan dapat menyerang semuaumur, jenis kelamin, berpendidikan tinggimaupun rendah, mampu atau tidak mampu.Data Riset Kesehatan Dasar 2013, BalitbangkesKementerian Kesehatan RI.Dari berbagai jenis penyakit kanker yangmenyerang wanita, penyakit kanker servik danpayudara merupakan penyakit kanker denganprevalensi tertinggi. Penyakit kanker serviksebesar 0,8 per mil dan kanker payudara sebesar0,5 per mil Data Riset Kesehatan Dasar 2013,Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI.Di RSUP Dr. Kariadi Semarang yangmerupakan Rumah Sakit Umum Pusat RujukanSe-Jawa Tengah, pada tahun 2015 jumlah pasienyang rawat inap dengan kanker servik lebihtinggi dibanding kanker ginekologi yang lain,yaitu dengan jumlah mencapai 730 orang danyang meninggal dunia 49 orang. Sesuaidistribusi menurut umur, ditemukan kasuskanker servik tertinggi pada umur 45-64 tahundan meninggal tertinggi juga pada umur 45-64tahun sebanyak 39 pasien dengan kanker servik dipoliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang dari tahun ke tahun semakinmeningkat. Pada tahun 2013 sebanyak tahun 2014 sebanyak dan tahun 2015 meningkat kunjungan, dengan kasus baru kankerservik sebanyak 171 dan 309 kasus kankerginekologi yang lain kanker ovarium, kankerendometrium, kanker vagina, kanker vulva.Distribusi kasus kanker servik baru menurutumur adalah 7 orang dengan umur 15-24 tahun,55 orang dengan umur 25-44 tahun, 97 orangdengan umur 45-64 tahun, dan 12 orang denganumur lebih 65 Rumah Sakit Kanker Dharmais, kejadiankanker servik menduduki peringkat keduasetelah kanker payudara dan dari tahun 2010sampai 2013 terus meningkat. Kasus barukanker servik tahun 2010 adalah 296, tahun 2011sebanyak 300, tahun 2012 sebanyak 343 dantahun 2013 adalah 356 Data Riset KesehatanDasar 2013, Balitbangkes KementerianKesehatan RI.Kanker serviks adalah kanker primerservik porsio dan kanalis servikalis yangdisebabkan adanya infeksi Human PapillomaVirus HPV Andrijono, 2012. Faktor resikoyang mendukung timbulnya penyakit kankerservik adalah riwayat hubungan seksualsebelum umur 20 tahun, multipartner, riwayatobstetri hamil di usia muda, riwayat KBhormonal, penyakit infeksi, dan adanya faktorperilaku serta pola makan tidak sehat Rasjidi, Faktor yang meningkatkan resiko kankerdiantaranya faktor genetik, seringnya infeksi,tipe virus HPV, sistem hormon dan hasil penelitian Noor, HM 2010menyebutkan bahwa umur menikah pertamakali kurang 20 tahun beresiko 6-7 kali terjadikanker servik dibanding umur lebih 20 tahundan pendapat yang senada diungkapkan dalampenelitian Yuniar, 2009 bahwa terdapathubungan antara usia pertama kaliberhubungan seksual dengan kejadian kankerservik. Sedangkan faktor paritas didapatkanhubungan yang bermakna, paritas 3 atau lebihberesiko kanker servik Noor, HM. 2010.Selain riwayat umur pertama kalimelakukan hubungan seksual dan paritas,riwayat menggunakan metode kontrasepsihormon juga berhubungan dengan kejadiankanker servik. Penelitian Suryapratama, SA2012 menyampaikan bahwa di RSUP Semarang pasien dengan kanker serviksuteri paling banyak menggunakan metodekontrasepsi suntik 3 bulan dan Khoirunisa M,2012 menuliskan hasil penelitiannya bahwaterdapat hubungan antara faktor kontrasepsihormonal dengan kejadian kanker uraian diatas, peneliti tertarikuntuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor resiko yang berhubungan dengan kankerservik uteri di poliklinik ginekologi Semarang tahun 2016. Dalampenelitian ini faktor resiko yang akan ditelitiadalah riwayat umur pertama kali melakukan Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 22 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068hubungan seksual, paritas, riwayat kontrasepsiKB hormonal, riwayat keturunan dengan sakitkanker, dan perilaku vaginal hygiene pada pasienkanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarangtahun penelitian menggunakan studiobservasional survei analitik bivariat korelatifdengan pendekatan cross sectional, yaitu suatupenelitian yang dipilih karena tidak melakukanintervensi dan bertujuan untuk mengetahuihubungan antara dua variabel yangmenghasilkan keluaran berupa koefisienkorelasi. Penelitian ini hanya dilakukan padasaat bersamaan sekali waktu antara faktorresiko dengan penyakit. Hidayat, AA. 2014.Populasi pada penelitian ini adalah semuapasien baru kanker ginekologi yang datang kepoliklinik ginekologi RSUP Dr. KariadiSemarang pada bulan Mei-Juli tahun adalah bagian dari jumlah dankarakteristik yang dimiliki oleh populasitersebut Sugiono, 2010. Sampel yangdigunakan dalam penelitian ini sebanyak 103responden, terdiri dari 68 responden kankerservik dan 35 responden bukan kanker sampel pada penelitian inimenggunakan non-probability sampling denganteknik aksidental sampling yaitu siapa saja yangperiksa ke poliklinik ginekologi secarakebetulan bertemu dengan peneliti digunakansebagai sampel bila dipandang/dinilai cocoksesuai kreteria inklusi sebagai sumber dataHidayat, AA. 2014.Analisa univariat dalam penelitian iniadalah bertujuan untuk menganalisis faktorresiko yang berhubungan dengan kejadiankanker servik di RSUP Dr. Kariadi Semarangtahun bivariat digunakan peneliti untukmengetahui hubungan dan besarresiko/peluang antara variabel independendengan variabel dependen yaitu hubungan danfaktor resiko antara umur pertama kalimelakukan hubungan seksual dengan kejadiankanker servik, hubungan antara paritas dengankanker servik, hubungan riwayat KB dengankanker servik, hubungan riwayat keturunandengan kanker servik serta hubungan perilakuvaginal hygiene dengan kanker servik. Dalampenelitian ini data berbentuk kategorik denganskala nominal. Uji statistik yang digunakanadalah uji chi hasil penelitian pada pasien barudengan kejadian kanker ginekologi dipoliklinik RSUP Dr. Kariadi Semarang, BulanMei-Juli 2016, dapat diuraikan bahwa dari 68responden dengan kanker servik dan 35responden bukan kanker servik sebagian besarresponden masuk dalam kategori usia lansiaawal, yaitu sejumlah 27 responden padakanker servik, dan sejumlah 18 responden pada responden bukan kanker dilihat dari tingkat pendidikan, dari68 responden dengan kanker servik sejumlah 54responden dan dari 35 respondenbukan kanker serviks uteri sejumlah 26responden sebagian besar dengantingkat pendidikan rendah. Rata-Rata umurresponden kanker servik dan bukan kankerservik adalah besar responden yaitu sejumlah57 responden melakukan hubungan seksualpertama kali dengan umur kurang dari 20 57 responden tersebut, sejumlah 46responden tergolong katagori kankerservik dan 11 responden tergolongkategori bukan kanker servik. Status paritasresponden sebagian besar masuk dalamkategori multipara dengan kanker serviksejumlah 57 responden dan bukankanker servik sejumlah 19 responden 25%.Sebagian besar responden menggunakanKB implant. Meskipun demikian, apabila dilihatdari responden dengan katagori kanker servikdidapatkan hasil sebagian besar respondenmenggunakan KB dengan metode suntik yaitusejumlah 26 responden Dilihat daririwayat keturunan dengan sakit kanker,didapatkan hasil sebagian besar respondentidak mempunyai riwayat keturunan. Perilakuvaginal hygiene responden sebagian besarpositif, tetapi dilihat dari responden dengankatagori kanker servik didapatkan bahwasebagian besar, sejumlah 42 responden 85,71%berperilaku besar responden dengan kankerservik menjawab “tidak”pada pertanyaan 44 responden sehinggasebagian besar responden dengan kanker serviktidak membersihkan daerah vagina dengan arahdepan ke belakang. Responden kanker servikmenjawab “tidak”pada pertanyaan 54 responden dan menjawab“tidak”pertanyaan sejumlah 65 responden67%. Dari data didapatkan bahwa pada saat Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 23 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068menstruasi, responden dengan kanker serviksebagian besar tidak mengganti pembalut ≥3kali/hari dan tidak mencukur rambut kemaluanpada waktu hasil penelitian menunjukkan bahwadari 57 responden dengan usia pertama kalimelakukan hubungan seksual 1dengan tingkat interval kepercayaan dugaan kuat bahwa faktorketurunan menjadi faktor resiko kanker servikDari 49 responden dengan perilaku vaginalhygiene yang negatif, sebanyak 42 responden masuk dalam kategori kanker servik,dan 7 responden dengan perilaku vaginalhygiene yang negatif masuk dalamkategori bukan kanker servik. Jurnal Riset Kesehatan, 6 1, 2017, 24 - 25Copyright © 2017, Jurnal Riset Kesehatan, ISSN 2252-5068Hasil uji statistik, didapatkan nilai psebesar 20 tahun, menghindari paparan asap rokok dan penggunaan kontrasepsi hormonal jangka panjang. Kata kunci Lesi Prakanker Serviks, Pemeriksaan IVA, SkriningDilla Srikandi SyahadatNi Made EviyuliantiMuh. Jusman RauSendhy KrisnasariThis study aimed to determine the risk of age at first having sexual intercourse, parity, use of hormonal contraception, and exposure to cigarette smoke for the incidence of cervical cancer in Undata Hospital. This type of research was a quantitative method with a case-control approach. Case samples were 48 people, and control samples were 48 people with matching ages. Sampling was done by purposive sampling. The data source used secondary data from medical record records for 2021-2022 and primary data obtained through interviews with questionnaires. Data analysis used the odds ratio test, and the results showed that age at first sexual intercourse OR= CI = parity OR= CI = use of hormonal contraception OR= CI = and exposure to cigarette smoke OR= CI = are risk factors for cervical cancer. To overcome the incidence of cervical cancer, women of childbearing age and sexually active are expected to be routinely screened by doing pap HPV smear and vaccinationE J CorwinCorwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, Edisi Revisi Ketiga. Jakarta EGC Depkes RI. Data Riset Kesehatan Dasar Balitbangkes Kementerian Kesehatan RI; 2013Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor Resiko Lesi Prakanker Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Hidayat, AAA PutraGdePutra, Gde. 2012. Hubungan Paritas Dan Usia Perkawinan Sebagai Faktor Resiko Lesi Prakanker Serviks Pada Ibu Pasangan Usia Subur di Wilayah Kerja Puskesmas Sukasada Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Hidayat, AA. 2014. Metode Penelitian Kebidanan Dan Teknik Analisa Data. Jakarta Salemba Medika Irianto, K. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung Alvabeta Khoirunnisa, M. 2012. Hubungan Pernikahan Usia Dini, Paaritas Dan Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Kejadian Kanker Serviks di RSUD Soreang Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012. Jurnal Care, Beberapa Faktor Resiko Penderita Kanker Serviks di RSUP DrH M NoorNoor, HM. 2010. Analisa Beberapa Faktor Resiko Penderita Kanker Serviks di RSUP yang mempengaruhi kejadian kanker serviks di Puskesmas KaranganyarI YuniarDkkYuniar, I dkk. 2009. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kanker serviks di Puskesmas Karanganyar. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, No. 2
Senin, 5 Juni 2023 0912 WIB Ilustrasi kanker serviks. Iklan Jakarta - Displasia serviks adalah kondisi prakanker yang terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di permukaan serviks, yakni bagian leher rahim yang melekat pada bagian atas disebut kondisi prakanker, perlu untuk diketahui bahwa kebanyakan orang dengan displasia serviks tidak terkena kanker. Seseorang yang menerima diagnosis displasia serviks berarti berkemungkinan mengembangkan kanker serviks jika tidak ditindak lebih Cleveland Clinic, setiap tahunnya diperkirakan ada sekitar 250 ribu-1 juta perempuan di Amerika Serikat didiagnosis memiliki displasia serviks. Kondisi ini paling sering terjadi pada wanita usia subur, terutama usia 25-35 bisa terkena displasia serviks jika terinfeksi HPV, virus yang menyebar melalui kontak seksual. Ada lebih dari 100 jenis HPV. Beberapa jenis seperti HPV-16 dan HPV-18 lebih mungkin menginfeksi saluran reproduksi dan menyebabkan displasia ahli memperkirakan lebih dari 75 persen perempuan yang aktif secara seksual terinfeksi HPV di beberapa titik waktu dalam hidup mereka. Sekitar 50 persen infeksi HPV terjadi antara usia 15-25 tahun. Seringkali infeksi hilang tanpa menimbulkan masalah berarti. Dalam kasus yang jarang terjadi, sel abnormal terbentuk dari waktu ke waktu, menyebabkan displasia Mengutip John Hopkins Medicine, displasia serviks umumnya tidak menimbulkan gejala. Kunjungan ginekologi secara teratur termasuk pemeriksaan panggul dan tes Pap smear dapat mengidentifikasi kondisinya. Dokter dapat membantu mengelolanya sebelum berubah menjadi kanker serviks biasanya tidak muncul hingga sel-sel serviks yang abnormal menjadi kanker dan menyerang jaringan di sekitarnya. Gejala yang paling umum adalah pendarahan abnormal yang dimulai dan berhenti di antara periode menstruasi lain bisa termasuk pendarahan menstruasi yang lebih berat dan berlangsung lebih lama dari biasanya, pendarahan setelah menopaus, meningkatnya keputihan, dan nyeri saat berhubungan Editor Kenali Tanda-tanda Awal Kanker Mulut Artikel Terkait 9 Penyebab Bentuk dan Ukuran Payudara Berubah 5 jam lalu Soal Silikon, Sebelum Bedah Plastik Kecantikan Ketahui Dulu Plus Minusnya 7 jam lalu Mengenal Pap Smear, Tes Deteksi Kanker Serviks 13 jam lalu 8 Tips Menghindari Serangan Ikan Hiu Saat Berenang 19 jam lalu Mengenal Retinoblastoma, Ketika Sel-sel pada Retina Tumbuh Tak Terkendali 1 hari lalu Tips Mencegah Kanker Tenggorokan, Hindari Seks Oral Hingga Rokok 2 hari lalu Rekomendasi Artikel Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini. Video Pilihan 9 Penyebab Bentuk dan Ukuran Payudara Berubah 5 jam lalu 9 Penyebab Bentuk dan Ukuran Payudara Berubah Dari kehamilan hingga kanker, ada banyak alasan mengapa bentuk dan ukuran payudara berubah. Soal Silikon, Sebelum Bedah Plastik Kecantikan Ketahui Dulu Plus Minusnya 7 jam lalu Soal Silikon, Sebelum Bedah Plastik Kecantikan Ketahui Dulu Plus Minusnya Bedah plastik untuk kecantikan dan perawatan kulit kerap menggunakan silikon. Apakah yang dimaksud silikon cair dan gel, apa plus minusnya? Mengenal Pap Smear, Tes Deteksi Kanker Serviks 13 jam lalu Mengenal Pap Smear, Tes Deteksi Kanker Serviks Pap smear adalah tes untuk mendeteksi adanya kanker serviks atau tidak. 8 Tips Menghindari Serangan Ikan Hiu Saat Berenang 19 jam lalu 8 Tips Menghindari Serangan Ikan Hiu Saat Berenang ikuti langkah-langkah berikut ini untuk menghindari risiko serangan ikan hiu saat berenang Mengenal Retinoblastoma, Ketika Sel-sel pada Retina Tumbuh Tak Terkendali 1 hari lalu Mengenal Retinoblastoma, Ketika Sel-sel pada Retina Tumbuh Tak Terkendali Retinoblastoma adalah bentuk kanker mata langka yang sebagian besar kasusnya menyerang anak-anak. Tips Mencegah Kanker Tenggorokan, Hindari Seks Oral Hingga Rokok 2 hari lalu Tips Mencegah Kanker Tenggorokan, Hindari Seks Oral Hingga Rokok Kanker tenggorokan yakni human papillomavirus HPV yang paling sering menyebar melalui seks vaginal, anal dan oral. Cegah dengan hindari ini. Deretan Artis Luar Negeri Ini Berjuang Melawan Kanker Payudara 4 hari lalu Deretan Artis Luar Negeri Ini Berjuang Melawan Kanker Payudara Shannen Doherty, bintang televisi Amerika tahun 1990-an mengungkapkan perjuangannya melawan kanker payudara stadium 4 Mengenal Shannen Doherty dan Perjuangannya Melawan Kanker Payudara 4 hari lalu Mengenal Shannen Doherty dan Perjuangannya Melawan Kanker Payudara Shannen Doherty, bintang televisi Amerika tahun 1990-an mengungkapkan perjuangannya melawan kanker payudara stadium 4 Bolehkah Melakukan Hubungan Seksual saat Menstruasi? Berikut Penjelasannya 4 hari lalu Bolehkah Melakukan Hubungan Seksual saat Menstruasi? Berikut Penjelasannya Melakukan hubungan seksual saat menstruasi memiliki manfaat dan risiko. Penelitian Terbaru Temukan Dua Gejala Awal Kanker Pankreas, Apa Saja Itu? 8 hari lalu Penelitian Terbaru Temukan Dua Gejala Awal Kanker Pankreas, Apa Saja Itu? Dua tanda awal kanker pankreas adalah rasa haus yang meningkat dan urine berwarna kuning gelap.
Kanker leher rahim atau yang lebih dikenal dengan Kanker Serviks adalah kondisi dimana terdapat penumbuhan sel-sel ganas pada leher rahim/serviks yang tidak terkendali. Berdasarkan penyebabnya, sebanyak 90% dari pasien yang menderita kanker serviks disebabkan oleh inveksi HPV Human Papilloma Virus onkogenik yang presisten. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah kanker serviks adalah dengan mengetahui faktor risiko dari kanker serviks itu sendiri. Dengan demikian, kita dapat menghindari potensi paparan kanker serviks. Faktor Risiko Kanker Leher Rahim. Berikut ini adalah faktor risiko kanker leher rahim atau Kanker serviks yang harus diwaspadai, diantaranya adalah 1. Melakukan hubungan seksual diusia muda, yaitu dibawah 18 tahun 2. Bergonta-ganti pasangan seksual 3. Melakukan hubungan seksual dengan pria yang sering bergonta-ganti pasangan seksual 4. Merokok ataupun sebagai perokok pasif 5. Infeksi berulang pada jalan kelamin, salah satunya karena kurang menjaga kebersihan alat kelamin 6. Memiliki riwayat keluarga dengan kanker 7. Adanya riwayat tes pap smear yang abnormal sebelumnya. Dengan mengetahui faktor risiko kanker serviks diatas, masyarakat dapat lebih berhati-hati dan secara rutin melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat untuk menghindari keterlambatan penanganan kanker. Salah satu cara mendeteksi dini kanker leher rahim melalui pemeriksaan IVA Test gratis di puskesmas. Tetap terapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan menjaga kebersihan alat kelamin dan berhenti merokok untuk menurunkan potensi paparan kanker serviks.
Jakarta - Kanker payudara jenis sel ganas yang tumbuh secara tidak terkendali. Shannen Doherty, bintang televisi Amerika tahun 1990-an mengungkapkan perjuangannya melawan kanker payudara stadium 4. Merujuk Cleveland Clinic, kanker payudara salah satu jenis masalah kesehatan yang rentan dialami perempuan. Walaupun, pria berisiko kanker payudara, namun perbandingan jumlah kasusnya berbeda jauh dengan dunia selebritas, beberapa aktris dan musikus yang pernah berjuang menghadapi kanker payudara selain, Shannen Healthline, artis yang pernah berjuang melawan kanker payudara antara lain1. Sheryl CrowMusikus Amerika pemenang Grammy Award itu menerima diagnosis kanker payudara pada 2006. Sejak pemulihannya, dia menggunakan metode alternatif untuk meningkatkan kesehatan dalam tubuh dan pikirannya. Setelah terbebas dari keganasan kanker, Crow membiasakan konsumsi makanan sehat yang tinggi omega-3 dan serat. Ia juga menjalani kehidupan yang tidak terlalu Cynthia NixonPada 2002, Cynthia Nixon mengobati kanker dengan lumpektomi dan terapi radiasi sebelum dia secara terbuka mengumumkan hasil diagnosis kepada publik. Cynthia juga ditunjuk menjadi duta Susan G. Komen Breast Cancer Foundation pada Dame Maggie SmithIklan Dame Maggie Smith menerima diagnosis kanker payudara pada usia 74 tahun. Saat itu masa pembuatan film Harry Potter and the Half-Blood Prince. Semasa menjalani kemoterapi, ia menggunakan wig saat pengambilan gambar karena kepalanya sudah tidak berambut. 4. Suzanne SomersSuzanne Somers mengambil pendekatan holistik saat menerima hasil diagnosis kanker payudara stadium 2 pada 2001. Kondisi ini mendorong kariernya beralih dari dunia hiburan ke berbicara motivasi dan advokasi hidup sehat. Somers menggunakan pengobatan Iscador selama 10 tahun. Somers membiasakan konsumsi makanan sehat dan menanam sayuran organik Kathy BatesKathy Bates menerima diagnosis kanker payudara stadium 2 pada 2012. Dia menjalani mastektomi ganda karena juga mengembangkan limfedema. Terapi fisik dan penurunan berat badan telah membantu dia untuk menurunkan efek samping dari kondisi Editor Mengenal Shannen Doherty dan Perjuangannya Melawan Kanker PayudaraSelalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari di kanal Telegram “ Klik untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
faktor risiko kanker serviks pdf